VdBackground 01.jpg

Mainkan Catur dalam Berbisnis (bagian 1)

Print
Created on Thursday, 15 October 2015 Last Updated on Wednesday, 10 July 2019 Written by Phi-D


Seorang pelatih basket dari sebuah universitas dinyatakan menggunakan jabatannya sebagai kepala pelatih untuk mendapatkan keuntungan yang tidak jujur. Ya, pelatih ini melakukan perjalanan, menjalin kontak rutin dengan pemain-pemain terbaik di daerah itu sampai ia akhirnya mendapatkan akses untuk melatih kompetitornya.

Tidak ada yang tahu apa motif dan alasan pelatih itu memilih untuk melatih kompetitornya. Apakah itu karena alasan bayaran? Bukankah itu tujuan utama suatu bisnis dilakukan? [Baca artikel: Apa yang Diajarkan oleh Atlet tentang Karakter Pemimpin yang Hebat?]

Ada sebuah kata-kata unik yang dilontarkan oleh seorang aktor, Denzel Washington, dalam filmnya yang berjudul Training Day (Hari Pelatihan), ”This is chess, not checkers (Ini Catur, bukan Dam).” Dalam film itu, Denzel memerankan karakter detektif dan kata-katanya itu memperlihatkan bahwa pekerjaannya lebih kompleks dari yang dapat ia bayangkan. Dibutuhkan kecepatan, proses yang selalu berubah-ubah dengan obyek-obyek yang selalu bergerak. [Baca artikel: Catur, Dam dan Kualitas Pemimpin] Ya, itu semua seperti yang dilakukan seorang pengusaha.

Karena itu orang-orang terbaik selalu "bermain catur" apa pun pekerjaannya (detektif, pelatih, pengusaha, dan sebagainya), sedangkan yang lainnya "bermain dam". Dan saat "bermain catur" mereka dapat melihat gambaran besar dari setiap masalah dan dengan terampil mengantisipasi beberapa langkah ke depan. Mereka benar-benar dapat memperlihatkan perbedaan antara menjadi proaktif dan reaktif (baca juga: Bagaimana Mengendalikan Cara Berpikir Anda?). Ya, pada kasus yang dibahas di atas, pelatih basket tadi bermain catur sementara pelatih lainnya bermain dam.

Dengan cara yang sama, bisnis pun harus dijalankan dengan memainkan permainan catur. Penting untuk meraih akses ke depan tanpa rintangan apa pun untuk mencari prospek sebelum kompetisi dilakukan [Baca artikel: Kompetisi selalu Membuat Anda Kuat]. Seperti yang dilakukan pelatih basket di atas, bertahun-tahun ia membangun nama untuk dirinya, dalam istilah bisnis ia memperkenalkan nama dan keterampilannya (branding) sehingga ia menjadi target pasar bukan mencari pasar.

Pengusaha dan pelatih bayaran sebenarnya mirip, keduanya adalah profesi yang menuntut persaingan yang tinggi saat membutuhkan perekrutan, baik itu merekrut pegawai terbaik atau atlet terbaik. Ya, pemain terbaik dapat memberikan tempat terbaik untuk mengembangkan sebuah permainan. Setiap orang sangat menginginkan keuntungan bersaing dan membenci saat mereka tidak memiliki ruang bergerak lagi untuk bermain.

Kembali ke kasus pelatih basket tadi, untuk membangun brand namanya, ia muncul dalam iklan komersial untuk sebuah perusahaan mobil. Demikian juga seorang pengusaha harus membangun nama dan usahanya (brand). Seperti tim olahraga yang umumnya ”menjual” nama pelatihnya sebelum ”menjual” kehebatan timnya, prospek bisnis pun juga harus dapat ”menjual” pengusahanya sebelum ”menjual” perusahaannya.

Saat pelatih basket tadi menuai sukses dengan membangun brand namanya, apakah ini berarti ada kesuksesan tanpa akhir untuk karirnya? Tentu tidak, selalu ada risiko yang ”mengejarnya”. Jika satu kali ia gagal mencetak tim yang luar biasa, maka ia akan berakhir dengan kegagalan, nama yang dibangunnya dengan susah payah pun akan berahir dengan sekejap. Ya, ia harus terampil dan jeli melihat potensi setiap pemainnya serta tidak meremehkan setiap peluang.

[Baca cara memainkan ”catur” dalam berbisnis di: Mainkan Catur dalam Berbisnis (bagian 2) ]

Disadur bebas dari:  Go for Chess Not Checkers When Running a Business ( ©  www.entrepreneur.com)
Sumber Gambar: 5 Tips Ampuh Agar Usahamu Bertahan Dalam Persaingan (© laruno.com)

Hits: 2481