VdBackground 02  .jpg

Teori Angsa Hitam

Print
Created on Wednesday, 30 January 2013 Last Updated on Monday, 21 June 2021 Written by Phi-D

 

Jika ditanya, apa warna seekor angsa? Spontan, orang akan menjawab, "Putih".

Ya, karena selama ini, di Indonesia, Eropa atau negeri-negeri lain, angsa berwarna putih. Ini membuat orang akhirnya mengajukan suatu pertanyaan tua, pertanyaan filsafat, "Jika angsa hitam tinggal di suatu negeri dan tidak ada seorang pun yang tahu tentang spesies ini, apakah ini berarti angsa hitam bisa dinyatakan benar-benar ada?"

 

Pertanyaan ini akhirnya terjawab juga pada tahun 1697, pada saat seorang penjelajah berkebangsaan Belanda, Willem de Vlamingh, menemukan spesies angsa hitam di kepulauan Australia bagian Barat. Penemuan Willem sekaligus mematahkan teori yang sudah berurat berakar dan diakui di seluruh dunia bahwa semua angsa berwarna putih.

Hal ini membuktikan bahwa di dunia ini ada berbagai kejadian tak terduga yang tidak mampu dianalisa validitasnya oleh teori eksak namun ketika hal tersebut terjadi secara nyata, kita, sebagai umat manusia hanya berusaha merasionalkannya kembali [Baca juga: Anda Membuat Pilihan Terbodoh!].

Berdasarkan kejadian angsa ini, akhirnya terciptalah sebuah teori baru, yang dikenal sebagai Black Swan Theory (Teori Angsa Hitam). Inti dari teori ini adalah mempertanyakan keabsahan atau kevalidan suatu keadaan, obyek, hipotesa dan sebagainya.

Teori Angsa Hitam pertama kali diangkat oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang pialang dari Chicago, dirangkum dalam bukunya yang berjudul The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable (Efek dari Hal-hal yang Sangat Mustahil Terjadi). Pria kelahiran Lebanon yang memiliki gelar MBA dari Wharton dan Ph.D dari University of Paris ini kerap mengungkapkan fakta dalam teori probabilitas, ketidakpastian, dan problem keberuntungan.

Jadi menurut Taleb, teori Angsa Hitam bisa diterapkan jika terdapat ciri-ciri berikut:
1. Ada peristiwa acak yang bergerak tidak mengikuti pola.
2. Menimbulkan efek atau pengaruh yang besar dalam kehidupan umat manusia.
3. Muncul secara mengejutkan, tiba-tiba dan tanpa direncanakan.
4. Setelah muncul, baru manusia bisa menjelaskan dengan meninjau kembali ke belakang.
5. Terjadi dari/pada hal-hal yang mustahil terjadi.

[Baca juga: Masalah adalah Teka-Teki Kehidupan]

Misalnya ada beberapa peristiwa yang dapat dilihat dari teori Angsa Hitam ini.
1. Peristiwa keruntuhan pasar modal.
Efek: Peristiwa ini berdampak luar biasa besar bagi merosotnya perekonomian di seluruh dunia..
Teori Angsa Hitam:  Kepercayaan pasar terhadap berbagai teori investasi dan selimut rasa aman tentang investasi pasar modal dalam sekejap runtuh.

2. Perkembangan teknologi abad ke-20 dalam hal internet, komputer pribadi (Personal Computer), satelit, laser dan berbagai teknologi tingkat tinggi pada masa kini.
Efek: Perkembangan teknologi benar-benar berdampak besar bagi manusia, tidak ada bagian manapun yang sekarang tidak menggunakan teknologi.
Teori Angsa Hitam: Teknologi masa kini bukanlah sesuatu yang mengikuti pola pada masa lampau.

3. Peristiwa 11 September 2001, peledakan gedung World Trade Center, New York.
Efek: Dunia terperangah, dunia merasakan efeknya.
Teori Angsa Hitam: Teori Amerika negara kuat, sulit dirobohkan atau disusup teroris membuat banyak orang Amerika mengabaikan pengingat beberapa ahli yang telah memperingatkan tentang teroris asing yang mencoba meledakkan gedung-gedung di Amerika. Amerika tidak menanggapi pengingat ini dengan serius, banyak orang Amerika yang bahkan tidak tahu perkembangan terorisme di negeri-negeri lain pada dekade-dekade belakangan ini.

4. Kemunculan Hitler

5. Kehancuran Uni Soviet, dan sebagainya.

Begitu banyak kejadian langka yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya telah membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Namun, ketika hal ini sudah terjadi, manusia mulai membuat itu bukan lagi kejadian langka dengan membuat berbagai teori dan pola baru.

Akhirnya melalui Teori Angsa Hitam ini, alam kembali mengajarkan kita hal yang penting ini:
1. Manusia bukanlah mahluk yang ahli dalam memprediksi masa depan karena, seringkali, semakin "ahli" seseorang semakin salah pula prediksinya [Baca juga: Mengapa Anda bisa Salah Membuat Keputusan?].

2. Setiap kejadian langka besar yang negatif harus selalu siap untuk disikapi. Jangan selalu melihat pada hal yang paling tepat dan jalur yang sudah direncanakan, biasakan untuk memantau tren terbaru dengan perspektif pandangan yang lebih lebar. Jangan terpaku akan perencanaan masa depan secara tepat karena masa depan sangatlah tidak pasti (Baca juga artikel: Jika Anda Hanya Punya 0,01% Kesempatan).

3. Perencanaan setepat apapun akan memiliki kesalahan prediksi yang besar. Selalu ingat, ketidak-sengajaan dan perubahan yang tidak direncanakan lebih sering terjadi daripada dugaan kita yang dapat membuat sesuatu menjadi tidak berjalan dengan semestinya (Baca juga artikel: Takut Mengambil Risiko = ??).

Maka penting untuk selalu bisa ikut berubah mengikuti perubahan.

Ada suatu kalimat unik yang mungkin bisa direnungkan, “Try always to turn the black swan, white.” Yang mungkin bisa diartikan, “Cobalah untuk mengubah hal-hal negatif, yang gelap, yang hitam, yang muncul tiba-tiba menjadi hal positif, yang putih, yang bersih, dari setiap hal [Baca juga: Masalah adalah Hadiah Terindah].

Disadur dari berbagai sumber (en.wikipedia.org | superdinni.blogspot.com).

Hits: 6932